Sabtu, 26 Januari 2013

Ketika Hujan




Malam itu hujan, mungkin, alam kembali memainkan musik sendu melalui hujan, nada dan ritmenya mendamaikan hati. Ketika tanah bercampur dengan air, dan kenangan lama yang tak sengaja mampir. Lagu sendu pun kumainkan untuk menemani kenangan yang terniang kembali…

Bawalah daku bersama ke dalam setiap langkahku di manapun engkau berada, kangen aku pada dirimu tiada akan dapat terobati, tanpaku belai rambutmu kucium pipimu dan kunikmati senyummu”.

Sepenggal lirik lagu Maliq & D’Essentials, yang mengingatkanku tentang indahnya jatuh cinta dulu, iya dulu.





Bagi kalian yang yang udah mulai bosan dengan pasangan kalian, inget deh: saat-saat pertama kali Lo naksir dia, ingat ketika dia berjuang mati2an buat Elo bahagia :')

Endingnya pasti gini: "gue nyesel banget mutusin lo dulu. Gue masih suka sama lo. Ternyata gak ada orang yang se-sayang lo ke gue, come back to me please".


Quote dari gue: "Jangan sok-sok mutusin kalo masih sayang, nyesel belakangan"

Itulah kenapa Tuhan memberikan penyesalan diakhir, agar kita bisa berfikir sebelum bertindak.




Di tengah hujan itu gue mencoba melupakan semua kenangan manis dengannya, dengan menyeduh kopi hitam pahit, sepahit kenangan bersamanya dulu.

Hujan yang turun serasa berbisik, “Tinggalkan kenangan tentangnya. Kemarilah. Biar aku membasuh semua luka.”

Tapi apa?

Semakin mencoba melupakannya, semakin teringat kenangan manis dengannya. 

Emang bener sih:

“Pada dasarnya ngga mungkin yang namanya lupain mantan, kecuali kamu gegar otak atau amnesia akut





Kopi pahit habis.


Gue kangen sekali sama semua hal-hal itu. Semuanya sederhana. Tapi mengingatnya membuat gue sedih sekaligus bahagia. Sedih karena semua sudah berbeda. Bahagia karena semua pernah terjadi. Walaupun ada luka, tetapi dia, cukup membuat gue lebih dewasa: bitter memories, there must be a sweet.

Gue mungkin gak ada kenangan manis tentang hujan, ngebuat gue basah kuyup, iya. Tapi hujan selalu membuat semuanya menjadi manis, jika kamu bisa merasakan aura-nya. Yakin.

Malam semakin larut. Hujan tak ada henti. Temen gue waktu itu cuma tetesan air hujan dan kenangan.


Malam itu langit tak berbintang. 


























Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...