
Dilema.
Gue benci dengan perasaan kampret ini. Antara mau
maju terus apa tahu diri. Gue benci pilihan. Gue sempet berfikir untuk masa
bodoh, tapi semakin gue berusaha mem-masa-bodoh-kan diri gue, gue semakin
memikirkan. Rasanya kalo kepala ini bisa di bongkar pasang, gue langsung
bongkar. Raga dan hati gue sedang tak bersatu; di satu sisi raga gue pengin
tetep maju, di satu sisi hati gue memikirkan hal terburuk.
Gue selalu...