Hidup semakin cepat berputar, gue semakin menua, tak terasa kesendirian ini sudah berlangsung lama. Rasa ingin memiliki itu ada, tapi entah tak tau cara mendapatkannya, mungkin belum waktunya, mungkin.
Jodoh ada di tangan Tuhan. Tuhan ada di mana-mana. Tapi
katanya kalo jodoh gak ke mana. Nah loh, jadi bingung jodoh ada
di mana?
Merenung, dengan ditemani sebuah kopi, malam itu.
Menghirup aroma Coffee,
membuat sel otak ini ingin sekali ‘sok’ romantis, didalam kesendirian yang tak
bertuan.
Seperti kopi dan embun malam, paduan yang sempurna… Seperti itu kita. Semestinya.
Tsah.
Jujur aja gue lagi naksir sama cewek, satu sekolahan sama gue. Akhirnya,
gue naksir cewek. Dan mengakhiri spekulasi semua kalau gue ini bukan seorang
remaja SMA yang homoseksual.
Yak, si Lara, namanya. Dia adalah, cewek kelas sebelah. Akhirnya
kelas kita deket. Dulu.. kelas dia ada diatas dan kelas gue ada di bawah. Seperti
biasanya, setiap gue naksir cewek, pasti berakhir cuma sekedar ‘naksir’, saking
lamanya jomblo gue sampai buta akan dunia cinta. Tak tau cara harus memulai.
Setelah putus dari mantan gue dulu yang entah apa kabarnya, gue
seakan enggan untuk memulai cinta yang baru, bukan karena trauma, bukan karena
belum bisa Move On, diri gue aja yang
enggan untuk memulainya, gue canggung akan cinta.
Dapet kabar si Lara, habis putus sama cowoknya sebulan yang lalu,
gue cuma bisa tersenyum. Rasa gengsi yang besar, mengalahkan segala rasa yang
ada. Cukup, menjadi pecinta dia dalam diam. Menyedihkan. Maybe.
Pengin-nya sih:
Setelah melamunkan akan hal ini, gue curhat sama Azka, temen Yahoo masenger gue, Azka adalah temen dunia maya gue. Anehnya kita gak
pernah ketemu di dunia nyata, tapi ntah kenapa dia nyambung aja, kalo gue ajak
cerita. Mungkin dalam hidup gue dia masuk
kategori temen nyata yang ada di dunia maya. Kadang temen di dunia nyata malah maya.
kadang baik, kadang cuma pura-pura baik. Gue bukan anak musiman, hal apa yang gue suka, gak langsung gue
tinggalkan begitu saja, ngikutin jaman. Yak, gue masih sering online YM. Setelah
ngalor-ngidul bicara, ternyata si Azka juga pernah ngelakuin apa yang sedang gue
rasakan. Mencintai dalam diam. Karena, si Azka sudah lebih dulu merasakan
asem-manis-nya mencintai orang dalam diam, dia ngomong ke gue: Jika cinta ungkapkan saja. Mencintai dalam diam itu seperti telah
membungkus sebuah kado tapi tak pernah memberikannya. It’s a kampret.
It’s true.
Seperti halnya yang dikatakan Raditya Dika dalam buku Marmut Merah
Jambu, orang yang jatuh cinta diam-diam
adalah orang yang jatuh cinta sendirian. Terlihat begitu menyedihkan, nasib
orang yang jatuh cinta dalam diam. Huft.
Mungkin jika teori: Bila diam adalah
emas itu nyata adanya.. Mungkin gue akan menjadi orang yang paling kaya di
dunia ini. Karena mencintainya terlalu diam. Terlalu lama memendamnya, mungkin cinta
ini akan membisu, Tanpa kata. Tanpa makna. Sia-sia. Tak berguna.
‘Akan ada pengecut baru disini. Setelah
ia, si pengecut yang menyekap harapnya sendiri, kini hadirlah ia yang mengutuk
cintanya agar tak pernah berbunyi.. dan keduanya masih terlalu takut mengusik
damaimu,’ kata gue, ngomong pada diri sendiri.
Banyak orang yang bilang, cinta itu harus diungkapkan, bahkan diri gue sendiri juga bilang. Malang, sangat malang. Karena bagi seorang pecinta dalam diam, meski ia membiarkan bibirnya membisu, namun dia yakin, matanya mampu mewakili bibirnya untuk berbicara.
Banyak orang yang bilang, cinta itu harus diungkapkan, bahkan diri gue sendiri juga bilang. Malang, sangat malang. Karena bagi seorang pecinta dalam diam, meski ia membiarkan bibirnya membisu, namun dia yakin, matanya mampu mewakili bibirnya untuk berbicara.
Gue kembali menanyakan pada si Azka, ‘Nah, terus, akhirnya nasib
kamu menjadi pecinta dalam diam gimana, Ka?' tanya gue. ‘Saran aku sih, mending
kamu jujur aja deh, tinggalin rasa gengsi itu. "Pada akhirnya, orang
yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan dan orang yang jatuh cinta
diam-diam pada akhirnya menerima. Menerima cintanya tak berbalas, menerima dan
mendoakan orang yang disukainya bahagia dengan orang lain,” kata Azka, ditulis miring, semacam memberi
quote ke Gue.
Beh. Skak mat.
gw jga, tp bedanya gw cwek, lebih gengsi lagi klo buat ngomong :3
BalasHapussekarang jaman nya emansipasi wanita loh, Sudah saat nya cewek-cewek Nembak Cowok duluan. kalau Mau Memerdeka kan Hatinya #cielah
BalasHapushmm.. gini.. cwekan udah cukup berjuang, cwek juga di perjuangin juga :3
BalasHapusTulisannya keren... Kuddos! Keep writing! :D
BalasHapusgue juga ngerasain kisah ini, miris bgt saat gue suka sama shbt gue sendiri..takut ngungkapinnyaa:(
BalasHapussedih
BalasHapus