Akhir-akhir ini gue sering banget bangun
subuh-subuh, kata guru agama SMP gue dulu, bangun subuh-subuh itu bagus. Udara subuh, kata beliau bisa membuat otak fresh dan kita bisa sejenak melupakan masalah
dalam hidup. Ternyata emang bener kok.
Dari pagi juga, gue belajar tentang awal. Dan awal hariku, sepatutunya dimulai dengan sapaanmu. Apa sih…
Dari pagi juga, gue belajar tentang awal. Dan awal hariku, sepatutunya dimulai dengan sapaanmu. Apa sih…
Pagi itu luar biasa. Kau bisa menghirup udara yang
masih segar. Kau bisa mendengar kicauan burung. Kau bisa melihat embun pada
tanaman. Kau bisa mendengar ataupun membaca ucapan selamat pagi dari
orang-orang yang kau sayang.
Jika ada yang mengucapkan.
Gue menulis semua ini juga karena panggilan pagi.
Pagi mengajak gue untuk bersyair ria. Ditemani secangkir kopi. Sweet.
kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat
dingin. Seperti janji yang kau ucapkan, dan tak pernah kau tepati.
Uh.
Pagi itu masih sepi, kopi yang ada di depan mata, Ku
seduh sendiri, tak peduli sudah berapa kilo caffeine
yang masuk dalam tubuh ini. Nikmatnya mengopi di pagi hari, tak ada yang
bisa menghalangi. Mungkin, jika ada kamu, kopi ini lebih nikmat untuk aku
nikmati. Untuk saat ini, aku nikmati sendiri.
Kalo kata orang Jawa sih, Ngopi tanpamu itu
berasa "Adus gak Andukan"
Masih terlalu pagi, waktu menunjukan pukul 03:03. Bintang
berkumpul bersama, bulan sabit tipis membentuk sebuah lengkungan senyuman, langit
pagi itu, mengajak ku berhalusinasi.
Kopi pertama pagi itu, habis.
“Nanti suatu saat, akan ada aku yang setia menikmati
Kopi buatanmu lalu kau kan kuberi kecupan lembut di pagi hari,” Ucapku, berkhayal.
Kopi kedua hari itu, ku buat, sengaja sedikit pahit.
Gue menulis semua ini diatas balkon rumah, rasa
dingin sangat begitu menyengat tubuh. Gue liat celcius di hape nunjukin kalo
waktu itu cuaca sedang bersuhu 18 derajat. Sangat dingin untuk wilayah kota
Semarang.
But..
“Dingin
nya pagi hari ini tak sedingin kamu yang saya tau sekarang ini.”
Setau gue, semua mantan pacar gue sekarang udah
dingin semua terhadap gue. Harus jadi penghangat model apa gue? Supaya,
seenggaknya kita berteman kek. Dulu, sebelum ada sebuah ‘hubungan’ kita temen
baik, setelah ada ‘hubungan’ kenapa kita jadi gak kenal sama sekali? Kalian semua
amnesia? Gue harap tidak.
Tanpa sadar, waktu udah nunjukin pukul 05:00. Ternyata,
gue tertidur diatas laptop, belum ada sinar matahari waktu itu. Ada yang lebih dulu menyapa dari hangat
matahari..bahasa cinta yang kau kirim lewat mimpi.
Pagi memang membuat kita mudah ber-syair. Kalian bagaikan
pujangga yang gak pernah kehabisan kata-kata. Coba deh.
Waktu menunjukan pukul 05:35. Matahari sudah bangun
dari tidurnya. Para insomnia mulai mencuci cangkir kopinya.
Gue sedikit melakukan olahraga pagi itu, mentari pagi memantul di mata gue. Jadi teringat, mantan gebetan gue dulu. Dia
selalu membangunkan gue dengan ucapan “Selamat
pagi, mentari pagi-ku..” ucapan yang cukup manis untuk memulai hari.
“Kau selalu menyebutku mentari pagi..semoga artinya
aku semangat untuk memulai hari, bukan yang mematahkan mimpi..”
Sekarang gue baru ngeh, kenapa dia manggil gue “mentari pagi-ku”.
Setiap pagi.
Yang tak pernah kembali.
langit pagi dan senja, selalu menarik perhatian untuk berhalusinasi :)
BalasHapus#nice blog :)
makasih :)
Hapuskeren :)
BalasHapus"Nanti suatu saat, akan ada aku yg membuatkan kopi untukmu setiap pagi. Dan kau akan memberiku kecupan lembut di pagi hari" :')
BalasHapus"Mungkin, jika ada kamu, kopi ini lebih nikmat untuk aku nikmati." :)))
BalasHapus